Langsung ke konten utama

Bekasi 20-agustus-2015

Assalamualaikum,,
Hallo sahabat,,
Wahh sudah lama sekali nih saya tidak nulis diblog saya ini,,
hari ini apa yah kira-kira yang mau saya tulis,,
bagaimana kalo kita bahas "ANTARA IKHLAS DAN PAMER?"
yuk mulai bahas hehehehe,,

Jaman sekarang banyak banget yah orang-orang yang menyombongkan diri dengan memamerkan apa yang sedang mereka lakukan yah itu contohnya kalau mereka sedang sedekah kadang mereka suka lupa,,memberi itu gak harus semua orang tau!
saya sih bingung kadang apa yang mereka lakukan itu memang bagus dan harus dicontoh, nah dimana salahnya?? 
salahnya itu dimana jika kita ingin berbagi dengan sesama itu gak harus memamerkan apa yang kita beri, misal si A punya niat yang subhanallah baik, ingin menyantuni anak yatim ehh karna sifatnya yang masih belum baik, lalu iya mengumumkan kalau iya ingin mengadakan santunan, tapi yang salahnya dari sikap si A iya menyebutkan apa sajah yang ingin iya bagikan, 
si A berkata " hari ini saya ingin menyantuni fakir dan yatim piatu dengan harta saya yang sudah tidak cukup saya simpan!!"
waduh bahaya nih,,,


Menurut bahasa artinya pamer, memperlihatkan, memamerkan, atau ingin memperlihatkan yang bukan sebenarnya, sedang menurut istilah yaitu memperlihatkan suatu ibadah dan amal shalih kepada orang lain, bukan karena Allah tetapi karena sesuatu selain Allah, dengan harapan agar mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain. Sedang memperdengarkan ucapan tentang ibadah dan amal salehnya kepada orang lain disebut sum’ah (ingin didengar).
Riya’ dan sum’ah merupakan perbuatan tercela dan merupakan syirik kecil yang hukumnya haram. Riya’ sebagai salah satu sifat orang munafik yang seharusnya dijauhi oleh orang mukmin. Simak QS. An Nisa’ [4] 142! 


clip_image009
Artinya : “Sesungguhnya orang-rang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan jika mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya’ ( dengan shalat itu ) dihadapan manusia, dan tidaklah mereka dzkiri kepada Allah kecuali sedikit sekali.”
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bercerita, ”Di hari kiamat nanti ada orang yang mati syahid diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke neraka. Lalu orang itu melakukan protes, ‘Wahai Tuhanku, aku ini telah mati syahid dalam perjuangan membela agama-Mu, mengapa aku dimasukkan ke neraka?’ Allah menjawab, ‘Kamu berdusta dalam berjuang. Kamu hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain, agar dirimu dikatakan sebagai pemberani.
Dan, apabila pujian itu telah dikatakan oleh mereka, maka itulah sebagai balasan dari perjuanganmu’.” Orang yang berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan ikhlas karena Allah SWT, dalam agama disebut riya. Sepintas, sifat riya merupakan perkara yang sepele, namun akibatnya sangat fatal. Sifat riya dapat memberangus seluruh amal kebaikan, bagaikan air hujan yang menimpa debu di atas bebatuan.
Allah SWT berfirman QS. Al-Furqan [25] : 23

clip_image011
Artinya : ”Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.
Abu Hurairah RA juga pernah mendengar Rasulullah bersabda, ”Banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh sesuatu dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang melakukan shalat malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali tidak tidur semalaman.”
Begitu dahsyatnya penyakit riya ini, hingga ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, ”Apakah keselamatan itu?” Jawab Rasulullah, ”Apabila kamu tidak menipu Allah.” Orang tersebut bertanya lagi, ”Bagaimana menipu Allah itu?” Rasulullah menjawab, ”Apabila kamu melakukan suatu amal yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya kepadamu, maka kamu menghendaki amal itu untuk selain Allah.”
Meskipun riya sangat berbahaya, tidak sedikit di antara kita yang teperdaya oleh penyakit hati ini. Kini tidak mudah untuk menemukan orang yang benar-benar ikhlas beribadah kepada Allah tanpa adanya pamrih dari manusia atau tujuan lainnya, baik dalam masalah ibadah, muamalah, ataupun perjuangan. Meskipun kadarnya berbeda-beda antara satu dan lainnya, tujuannya tetap sama: ingin menunjukkan amaliyahnya, ibadah, dan segala aktivitasnya di hadapan manusia.
Secara tegas Rasulullah pernah bersabda, ”Takutlah kamu kepada syirik kecil.” Para shahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik kecil?” Rasulullah berkata, ”Yaitu sifat riya. Kelak di hari pembalasan, Allah mengatakan kepada mereka yang memiliki sifat riya, ‘pergilah kalian kepada mereka, di mana kalian pernah memperlihatkan amal kalian kepada mereka semasa di dunia. Lihatlah apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari mereka’


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Coretan

Satu hati untuk membuka pintu masa depan.. Keikhkasan untuk membuka jalan menuju kelapangan hati... Dan Dengan hati yang tulus memaafkan akan membawa kita pada bahagianya hidup.. Huuuummmm...

PULAU IMPIAN "DERAWAN ISLAND"

Assalam'mualaikum... Heyyy sahabat numpang nyoret nyoret lagi nih,, hmmm... kalian semua pasti punya dong impian atau cita cita yang pengen banget kalian wujudin tapi belom kesampean,,hihihi sama nih aku juga punya, hmmm sebenernya sih banyak, tapi yah mesti sabar sahabat. Kalian pasti tau dong KALIMANTAN TIMUR,, yap denger namanya apa hayooo yang kalian pikirin,??? hmmm kalo aku sih yang pasti pulau pulau.nya yang indah disanah,, salah satunya itu " KEPULAUAN DERAWAN" DERAWAN ^_^ Kepulauan derawan itu adalah sebuah kepulauan yang adanya di kabupaten berau. kalimantan timur. Nah sahabat kalian tau gak sih di kepulauan ini tuh banyak banget objek wisata bahari yang dijamin kece banget deh,, Salah satunya itu TAMAN BAWAH LAUT yang diminati wisatawan mancanegara terutama para penyelam kelas dunia pastinya sahabat. Oh iyah sahabat, kepulauan derawan ini memiliki tiga kecamatanan yaitu pulau derawan, maratua, biduk biduk, berau. Nah sahabat sedikitnya ad

ciri ciri wanita ahli surga

Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi? Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia. Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki.  Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga  adalah : 1. Bertakwa. 2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. 3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali