Assalamualaikum,,
Hallo sahabat,,
Wahh sudah lama sekali nih saya tidak nulis diblog saya ini,,
hari ini apa yah kira-kira yang mau saya tulis,,
bagaimana kalo kita bahas "ANTARA IKHLAS DAN PAMER?"
yuk mulai bahas hehehehe,,
Jaman sekarang banyak banget yah orang-orang yang menyombongkan diri dengan memamerkan apa yang sedang mereka lakukan yah itu contohnya kalau mereka sedang sedekah kadang mereka suka lupa,,memberi itu gak harus semua orang tau!
saya sih bingung kadang apa yang mereka lakukan itu memang bagus dan harus dicontoh, nah dimana salahnya??
salahnya itu dimana jika kita ingin berbagi dengan sesama itu gak harus memamerkan apa yang kita beri, misal si A punya niat yang subhanallah baik, ingin menyantuni anak yatim ehh karna sifatnya yang masih belum baik, lalu iya mengumumkan kalau iya ingin mengadakan santunan, tapi yang salahnya dari sikap si A iya menyebutkan apa sajah yang ingin iya bagikan,
si A berkata " hari ini saya ingin menyantuni fakir dan yatim piatu dengan harta saya yang sudah tidak cukup saya simpan!!"
waduh bahaya nih,,,
Hallo sahabat,,
Wahh sudah lama sekali nih saya tidak nulis diblog saya ini,,
hari ini apa yah kira-kira yang mau saya tulis,,
bagaimana kalo kita bahas "ANTARA IKHLAS DAN PAMER?"
yuk mulai bahas hehehehe,,
Jaman sekarang banyak banget yah orang-orang yang menyombongkan diri dengan memamerkan apa yang sedang mereka lakukan yah itu contohnya kalau mereka sedang sedekah kadang mereka suka lupa,,memberi itu gak harus semua orang tau!
saya sih bingung kadang apa yang mereka lakukan itu memang bagus dan harus dicontoh, nah dimana salahnya??
salahnya itu dimana jika kita ingin berbagi dengan sesama itu gak harus memamerkan apa yang kita beri, misal si A punya niat yang subhanallah baik, ingin menyantuni anak yatim ehh karna sifatnya yang masih belum baik, lalu iya mengumumkan kalau iya ingin mengadakan santunan, tapi yang salahnya dari sikap si A iya menyebutkan apa sajah yang ingin iya bagikan,
si A berkata " hari ini saya ingin menyantuni fakir dan yatim piatu dengan harta saya yang sudah tidak cukup saya simpan!!"
waduh bahaya nih,,,
Menurut bahasa artinya pamer,
memperlihatkan, memamerkan, atau ingin memperlihatkan yang bukan
sebenarnya, sedang menurut istilah yaitu memperlihatkan suatu ibadah dan
amal shalih kepada orang lain, bukan karena Allah tetapi karena sesuatu
selain Allah, dengan harapan agar mendapat pujian atau penghargaan dari
orang lain. Sedang memperdengarkan ucapan tentang ibadah dan amal
salehnya kepada orang lain disebut sum’ah (ingin didengar).
Riya’ dan sum’ah merupakan perbuatan
tercela dan merupakan syirik kecil yang hukumnya haram. Riya’ sebagai
salah satu sifat orang munafik yang seharusnya dijauhi oleh orang
mukmin. Simak QS. An Nisa’ [4] 142!
Artinya : “Sesungguhnya
orang-rang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka. Dan jika mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas, mereka bermaksud riya’ ( dengan shalat itu ) dihadapan manusia,
dan tidaklah mereka dzkiri kepada Allah kecuali sedikit sekali.”
Dalam sebuah hadis, Rasulullah
bercerita, ”Di hari kiamat nanti ada orang yang mati syahid
diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke neraka. Lalu orang itu melakukan
protes, ‘Wahai Tuhanku, aku ini telah mati syahid dalam perjuangan
membela agama-Mu, mengapa aku dimasukkan ke neraka?’ Allah menjawab,
‘Kamu berdusta dalam berjuang. Kamu hanya ingin mendapatkan pujian dari
orang lain, agar dirimu dikatakan sebagai pemberani.
Dan, apabila pujian itu telah dikatakan
oleh mereka, maka itulah sebagai balasan dari perjuanganmu’.” Orang yang
berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan ikhlas karena Allah
SWT, dalam agama disebut riya. Sepintas, sifat riya merupakan perkara
yang sepele, namun akibatnya sangat fatal. Sifat riya dapat memberangus
seluruh amal kebaikan, bagaikan air hujan yang menimpa debu di atas
bebatuan.
Allah SWT berfirman QS. Al-Furqan [25] : 23
Artinya : ”Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.”
Abu Hurairah RA juga pernah mendengar Rasulullah bersabda, ”Banyak
orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh sesuatu dari puasanya itu
kecuali lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang melakukan shalat
malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali tidak tidur semalaman.”
Begitu dahsyatnya penyakit riya ini,
hingga ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, ”Apakah
keselamatan itu?” Jawab Rasulullah, ”Apabila kamu tidak menipu Allah.”
Orang tersebut bertanya lagi, ”Bagaimana menipu Allah itu?” Rasulullah
menjawab, ”Apabila kamu melakukan suatu amal yang telah diperintahkan
oleh Allah dan Rasul-Nya kepadamu, maka kamu menghendaki amal itu untuk
selain Allah.”
Meskipun riya sangat berbahaya, tidak
sedikit di antara kita yang teperdaya oleh penyakit hati ini. Kini tidak
mudah untuk menemukan orang yang benar-benar ikhlas beribadah kepada
Allah tanpa adanya pamrih dari manusia atau tujuan lainnya, baik dalam
masalah ibadah, muamalah, ataupun perjuangan. Meskipun kadarnya
berbeda-beda antara satu dan lainnya, tujuannya tetap sama: ingin
menunjukkan amaliyahnya, ibadah, dan segala aktivitasnya di hadapan
manusia.
Secara tegas Rasulullah pernah bersabda,
”Takutlah kamu kepada syirik kecil.” Para shahabat bertanya, ”Wahai
Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik kecil?” Rasulullah berkata,
”Yaitu sifat riya. Kelak di hari pembalasan, Allah mengatakan kepada
mereka yang memiliki sifat riya, ‘pergilah kalian kepada mereka, di mana
kalian pernah memperlihatkan amal kalian kepada mereka semasa di dunia.
Lihatlah apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari mereka’
Komentar
Posting Komentar